Rabu, 12 Juni 2013

Hero ≠ Kekuatan Super Saja

Jika kita mendengar kata ‘Hero’, maka hal yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah para Super Hero seperti Superman, Batman, Spiderman atau bahkan Gatotkaca. Mereka semua merupakan para  tokoh fiktif  Super Hero yang suka menolong orang lain dan membantu sesama.
Dari semua cerita-cerita mereka, kebanyakan mereka membahas tentang pencegahan kejahatan yang membahayakan nyawa banyak orang. Mereka mengalahkan para musuhnya dengan kekuatan super mereka untuk menyelamatkan banyak orang. Seperti Spiderman dengan kekuatan laba-labanya, atau Gatotkaca dengan kekuatan supernya.
Namun, itu semua adalah fantasi semata. Kehidupan mereka itu merupakan Imajinasi para pengarang yang menggambarkan kalau seorang ‘Hero’ itu adalah orang yang memiliki kekuatan super yang berbeda dengan manusia biasa.
Kalau kita menginginkan mereka muncul dalam kehidupan nyata kita untuk membasmi kejahatan saat ini, maka yang ada malah kejahatan itu tidak akan selesai karena menunggu kedatangan para Hero yang sebenarnya merupakan fantasi semata. Lalu, bagaimana kita dapat menemukan Hero Sejati di jaman sekarang dan di kehidupan nyata ini?
Kata ‘Hero’ sendiri memiliki arti yang banyak. Ada yang mengartikan seseorang yang memiliki kekuatan super sehingga dapat membasmi kejahatan di muka bumi ini. Pendapat ini di akibatkan keseringan menonton televisi. Ada juga yang mengartikannya sebagai orang yang telah berjasa kepada kehidupan orang lain. Denagn begitu, apapun jasanya, maka ia adalah seorang Hero.
Namun, saya memiliki pengertian yang lebih unik, simpel dan tidak berbelit- dari sebelumnya. Jadi, Hero itu adalah orang yang dapat mengubah sesuatu belit, baik itu dirinya sendiri maupaun orang lain, yang ada karena dianggap penting. Yang dia ubah pun pasti bermanfaat bagi siapapun.
                Kita dapat melihat contohnya pada zaman Jahiliyyah. Pada zaman itu manusia tidak memiliki seorang figur yang dapat menjadi panutan dan membimbing mereka untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan. Mereka bingung akan kehidupan sendiri. Akhirnya mereka melakukan segala hal sesuka hati mereka yang mengakibatkan hidup mereka jadi tidak teratur.
Ketika Rasulullah SAW datang, maka situasi pun berubah. Meskipun pada awalnya beliau mendapat berbagai cercaan dan hinaan dari para masyarakat Jahiliyyah karena dianggap ajaran beliau bertentangan dengan adat setempat, yang sebenarnya bertentangan itu adalah perilaku masyarakat Jailiyyah, namun pada akhirnya beliau berhasil menguasai Jazirah Arab dan membuat kehidupan menjadi stabil. Semuanya menjadi serba teratur.
Oleh karena itu, kehadiran sosok Hero itu sangat penting di tengah-tengah masyarakat. Ia-lah yang dapat menyeimbangkan kehidupan ini sesuai dengan yang kita harapkan.
Sekarang pertanyaan yang timbul, Hero seperti apakah yang dibutuhkan pada saat sekarang ini? Di masa yang berbeda dengan masa Rasulullah SAW, di mana yang namanya Globalitas dan Western Style sudah menjadi panutan. Padahal ia tidak dapat membawa kepada kehidupan yang damai dan sejahtera bagi kita.
Kita sebagai pemuda-pemuda yang masih hijau dan berpotensi ini haruslah bisa menjadi seorang Hero di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini karena masyarakat telah tertipu oleh role model yang salah. Masyarakat telah tertipu akan keikmatannya.
Berbicara soal panutan, maka timbul pertanyaan lagi, apakah ia bisa menjadi panutan atas dirinya sendiri? Apakah jangan-jangan ia adalah orang yang butuh untuk didatangkan seorang Hero? Oleh karena itu, di sini saya akan membahas tentang Hero bagi diri sendiri dahulu yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan bersosial.
Perang Melawan Keterbatasan Diri
Seperti yang kita tahu bahwa ternyata musuh terbesar seseorang itu adalah DIRINYA SENDIRI. Apabila ia belum mampu menguasai dirinya sendiri, maka ia sangat dipastikan belum menjadi seorang Hero sejati.
Seorang Hero itu bisa menempatkan dirinya di hadapan orang banyak. Ia tahu bahwa jika dirinya dibiarkan mengikuti arus kejelekan, maka seluruh sistem hidupnya dan sekitarnya juga akan terkena imbasnya. Kita bisa lihat ini dari contoh film Superman yang tidak mau orang lain tahu bahwa ia  adalah seorang Pahlawan Super. Kita pun seharusnya seperti itu.
Kemudian, Sang Hero itu harus terus berpikiran positif, jangan ada sekali-kali merasuk ke dalam pikiranmu akan  hal-hal negatif. Ini sangat penting bagi seorang Hero karena dalam menghadapi masalahnya, seorang Hero itu harus bisa membagi masalahnya menjadi hal yang positif. Hal ini dapat kita temui pada adegan-adegan di film yang menampilkan Hero sebagai pemeran utamanya. Hal ini penting bagi Hero masa kini untuk menghadapi hidupnya dan orang lain.
Menempatkan diri dan berpikir positif saja tidak cukup pada saat ini, karena ini adalah zaman di mana semua orang itu bersentuhan dengan yang namanya teknologi. Jadi, sebagai salah satu standar seorang Hero pada masa kini adalah orang yang dapat menguasai perkembangan kemajuan teknologi sebagai media untuk menjadi Heronya.
Memang pada awalnya terlihat aneh antara korelasi ide dengan isi, namun, di dalamnya kalian akan mendapatkan ilmu ke-Heroan yang sangat luar biasa. Ini menjadi penting bagi kita untuk disoroti, terutama sebagai pemuda Islam agar Hero yang sesungguhnya bisa hadir di dalam tubuh kita dan di dalam hati dan kehidupan kita. “So, Le’s Tobe the Heros!”

Prof. Abiyyu Fathin Derian, Sc.D.
5 IPA 1
Medan, Sumatera Utara

Mu’alliminku, Arah Mana Yang Kau Tuju?

Pernah mendengar Qismul Arqa, Pondok Muhammadiyah, atau Kweekschool Muhammadijah? Nama-nama tersebut merupakan serentetan nama yang pernah disandang Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah dalam sejarahnya. Sebuah institusi pendidikan yang di dirikan untuk melahirkan calon-calon guru sekolah Muhammadiyah.
Berawal dari sebuah permasalahan yang dialami oleh K.H. Ahmad Dahlan ketika menjadi President Hoofdbestuur Muhammadiyah, yaitu banyak permintaan tenaga guru sekolah-sekolah Muhammadiyah. Khatib Amin berinisiatif mengumpulkan 9 anak lulusan Standaarschool (Sekolah kyai) untuk digembleng menjadi calon-calon tenaga guru. Terbentuklah kelas yang dinamakan al-Qismul Arqa pada tahun 1919.
Secara bahasa, Al-qism berarti “Bagian” dan Al-arqa berarti “Pertumbuhan”. K.H. Ahmad Dahlan membentuk Al-Qismul Arqa sebagai kelas lanjutan dari jenjang standaarschool Moehammadijah pada waktu itu. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi santri diawal pembentukannya merupakan 9 anak lulusan sekolah Kyai dengan wawasan keagamaan yang luas. Dalam prosesnya pun dibuat sedemikian rupa, sehingga lulusan al-Qismul Arqa siap menjadi guru di lingkungan Muhammadiyah. Mengintip dari sejarahnya, pendirian Qismul Arqa benar benar berawal dari proses pendidikan yang matang.
            Pendidikan Mu’allimin sudah seharusnya diarahkan sesuai dengan harapan saat pendirian awalnya. Nama Mu’allimin akan selalu lekat dikenang masyarakat sebagai institusi penghasil kader yang siap berperan mendidik umat dan bangsa. Model pembelajaran seperti praktik mengajar dan Mujanib merupakan sedikit gambaran sistem pendidikan yang diarahkan ke ranah tersebut.
            Akan tetapi yang perlu diingat, kehidupan manusia selalu Dinamis, pendidikan dahulu yang cocok diterapkan ke santri tidak selamanya cocok jika diterapkan ke santri zaman sekarang. Artinya, aspek Psikologis manusia menjadi salah satu ukuran dalam menentukan proses pendidikan yang tepat. Proses pendidikan dapat berkembang atau menyesuaikan-sesuai dengan perubahan karakter atau sifat santri yang dididik. 
Tantangan globalisasi menjadi hal super yang harus dihadapi dunia pendidikan. Semakin bervariasinya karakter santri dan semakin banyaknya aspek negatif yang mempengaruhi menjadi halang rintang bagi pendidikan. Begitu pula model pendidikan Al-Qismul Arqa senantiasa mengalami perkembangan dari masa-kemasa. Entah ketika tersemat nama Pondok Muhammadiyah, ataupun ketika Kweekschool Muhammadijah. Walaupun senantiasa mengalami perubahan, intisari pendidikan Mu’allimin sebagai sekolah calon pendidik tetap lekat dipegang.
Salah satu contoh nyata yaitu filosofi pendidikan yang dianut ketika Mu’allimin bernama kweekschool Moehammadijah, yaitu tidak terlepas dari dua aspek. Aspek yang hendak dipertahanaan, tetapi ada aspek yang perlu diperbaiki. Aspek yang dipertahankan adalah keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran Islam. Aspek yang perlu diperbaiki adalah Mindset atau cara pandang umat Islam. Mindset inilah yang senantiasa mengalami perkembangan sedangkan keyakinan tetap teguh dipertahankan.
Perubahan dalam sistem pendidikan Mu’allimin memang perlu dalam mengimbangi perubahan zaman yang terjadi. Tapi hendaknya setiap perubahan tetap memerhatikan substansi dari tujuan awal bahwa Mu’allimin merupakan sekolah calon pendidik.
Awal mulanya, Al-Qismul Arqa hanya mengajarkan wawasan keislaman. Pada perkembangannya, ilmu pengetahuan umum dipadukan dengan wawasan keislaman dalam pembelajaran, dan ini menjadikan Mu’allimin sebagai pondok pertama di Yogyakarta yang memadukan kedua ilmu tersebut. Karena dahulu ilmu umum dianggap sebagai ilmu sekunder oleh pondok pesantren pada umumnya. Tidak heran jika Mu’allimin pada masanya menjadi pondok yang dikenal modern dari sisi keilmuan maupun gedungnya.
Sayangnya, sistem pendidikan di Indonesia entah mengapa saat ini sering terburu-buru dalam menentukan kebijakannya demi menyesuaikan perubahan zaman. Contohnya saja kurikulum 2013 yang masih hangat direlease. Banyak akademisi menilai pemerintah terlalu terburu-buru dalam merubah sistem pendidikan. Majelis Guru Besar ITB memperkuat fakta tersebut dengan mengkritisi lahirnya kurikulum yang terkesan tergesa gesa. Sebaiknya hal ini tidak menjadi sifat yang menurun keranah institusi yang lebih kecil yakni Mu’allimin. Kebijakan pembekuan Mujanib sangat diharapkan merupakan kebijakan yang lahir dari berbagai pertimbangan matang dan tidak tergesa gesa.
Bangsa kita memang seringkali menggunakan istilah yang “wow” dalam menyambut perubahan. contohnya “Reformasi” atau sebutan sebutan untuk kurikulum “KBK”, “KTSP”, dll. Tidak jarang istilah tersebut memburamkan substansi yang seharusnya diperjuangkan. Pertanyaan yang mungkin bisa menjadi Representasi dari opini tersebut, apakah setelah Reformasi kesejahteraan rakyat Indonesia berkembang pesat? Aspirasi tersalurkan secara adil? Atau Korupsi semakin menipis? Apapun nama yang diambil dalam perubahan sistem di Mu’allimin hendaknya tidak mengaburkan intisari pendidikan yang ada. 
 Saat ini, Mu’allimin dihadapkan dengan kenyataan baru, yakni perubahan kurikulum oleh pemerintah Indonesia. Alasan untuk mengubah kurikulum lebih didorong oleh masalah yang dihadapi generasi muda seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, maupun plagiatisme. Perubahan kurikulum ini tidak lain untuk menuju pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan.
Mu’allimin sebagai sekolah dengan long-life-educationnya dan menjadi pondok modern yang menggabungkan antara ilmu agama dan ilmu umum diharapkan mampu menjadi pelopor dalam pendidikan karakter (leading in character education). Sebagai institusi pencetak kyai (pada zaman Qismul Arqa) atau guru dan kader, tentunya dituntut menghasilkan lulusan yang memiliki karakter baik. Walaupun istilah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari” tidak tepat, tetapi seorang guru memang akan selalu menjadi percontohan dimanapun. 
            Akhirnya penulis berharap dalam dinamika pendidikan tetap perlu memperhatikan aspek historis dan filosofis. Pesan-pesan terdahulu pendiri almamater tercinta kita hendaknya kita lanjutkan sebagai ghirah perjuangan dalam amar makruf nahi munkar. Karena dengan selalu berpegang pada prinsip keislaman yang benar, tentu mengarahkan kejalan Ridho Ilahi. “Jas Merah (jangan melupakan sejarah)” begitu kata Bung Karno, karna dari sejarah banyak nilai nilai mutiara yang terpendam dan bisa kita ambil hikmahnya. Sekarang tinggal bagaimana pemegang estafet perjuangan sekolah kader ini mengarahkan Mu’allimin kearah tujuan yang benar dan baik.

Azhar Nasih Ulwan

Perubahan Kurikulum 2013


Hay guys... Kalian tahu gak sih kalau kurikulum pembelajaran di Indonesia kita ini mau di ganti? Kaget ya? Kita kasih tau ya.. Jadi perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud (Kementrian Pendidikan dan Budaya) yang dimulai sejak 2010 kemarin, perubahan ini gak cuma main–main lho temen-temen, ini perlu persiapan yang sangat matang juga temen-temen, dan juga perlu diuji coba dulu di publik. Uji publik akan dilakukan lewat kunjungan atau roadshow ke lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai fase harus dilewati oleh kurikulum baru ini untuk memperoleh kesempurnaan saat diterapkan pada bulan Juni 2013 nanti. Uji publik ini ada dua pendekatan, yaitu pendekatan secara langsung dan pendekatan secara online.Temen-temen tahu gak yang dimaksud lansung dan online itu gimana? Bener... Dalam pendekatan secara langsung, pihak yang dilibatkan adalah guru, praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, anggota DPR, anggota DPRD, kepala dinas pendidikan, tim narasumber wapres, tim inti, serta unsur Kemendikbud dan unsur Kemenag.Wow banyak banget ya... Kalo pendekatan secara online, pasti kalian udah tahu kan? Yakni lewat web-web seperti http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id. Bagi temen-temen yang pengen tahu lebih dalem lagi tentang kurikulum 2013 buka saja di web tersebut, buat temen-temen yang kurang setuju, boleh juga ngasih opini lewat web tersebut. Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, menyebutkan, konsep pengembangan kurikulum pada tingkat nasional dilakukan dengan menyusun kurikulum, panduan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, serta model teks buku pelajaran. Menurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam buku, akan diberikan tuntunan untuk proses pembelajaran seperti itu.
Ada juga pola pengadaan buku pelajaran untuk siswa. Katanya sii, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kali ini pemerintah menyiapkan buku teks pelajaran untuk siswa dan buku pegangan guru untuk setiap mata pelajaran yang didistribusikan ke sekolah-sekolah. Buku-buku pelajaran akan diberikan secara gratis kepada guru dan siswa. Jadi buat temen-temen gak usah bingung lagi untuk cari buku panduan, tidak usah foto copy lagi, nggak perlu ambil punya temen lagi, dan nggak perlu minjem kakak kelas lagi, hehehe.
                                                                                                                  
Pasti teman-teman bosen kan sama kurikulum yang kemarin? sudah banyak mata pelajarannya, gak bisa fokus, belum juga ditambah dengan kegiatan di asrama, hadeh... Pantes anak Mu’allimin keliatan tua-tua. Hahaha peace.
            Dalam kurikulum yang baru ini akan memangkas beberapa mata pelajaran, sehingga kita bisa lebih maximal lagi dalam belajar dan gak buat kita senep lagi liat jadwal pelajaran.
Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, “Kurikulum yang sedang dalam penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya.
Pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter, dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas, seperti seniman dan budayawan dan sebagainya.”
Kemdikbud saat ini telah membentuk dua tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi.
Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa dalam berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain.
            Dalam kurikulum yang baru ini pemerintah lebih memfokuskan di karakter siswa agar negara kita ini tidak lagi banyak para koruptor yang merugikan warga negara kita, seperti para pelajar yang sering tawuran, bertindak kriminal, dll. Kalian tahu gak sih kalau mencontek itu langkah awal menjadi koruptor? Maka dari itu, siapa lagi yang akan memusnahkan para koruptor di Indonesia ini, kalau bukan anak-anak Mu’allimin.. Bukan hanya karakter mencontek saja yang akan dihilangkan tetapi masih banyak lagi karakter jelek yang perlu dirubah, seperti yang udah disebutin di atas tadi.
            Di kurikulum baru ini, mapel (mata pelajaran) bahasa inggris juga akan dihapuskan di Sekolah Dasar lho. Jangan kaget dulu dong... Ada dampak positifnya juga lho di sini. Kenapa coba bahasa inggris dihapuskan di Sekolah Dasar? Bener... Karena untuk memberi waktu kepada para siswa dalam memperkuat kemampuan bahasa indonesia sebelum mempelajari bahasa asing..
Coba deh kita pikir bareng-bareng, anak SD saja pada belum tau tentang negaranya sendiri  baik dari segi bahasa maupun sejarah Indonesia sendiri, masak sudah diajarin bahasa asing? Kasihankan?! Tapi, kurikulum untuk siswa SD ini akan dipadatkan hanya enam mata pelajaran, yaitu pendidikan agama, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa indonesia, matematika, seni budaya, serta pendidikan jasmani dan kesehatan. Namun, ini baru disepakati untuk siswa kelas 1-3 saja, sedangkan kelas 4-6 masih didiskusikan lagi, mungkin beberapa tahun lagi sudah merata dari kelas 1-6.
                Eh temen-temen... Untuk kurikulum baru ini, Muhammadiyah mendukung sepenuhnya lho, bukan hanya Muhammadiyah saja yang mendukung kurikulum ini, tapi NU juga lho... Keren kan?! Kurikulum yang baru ini bukanlah kurikulum biasa, makanya Muhammadiyah dan NU bergabung dan tak bisa dikalahkan... Hehehe.
            Oh iya... Muhammadiyah kan sudah masuk abad ke-2 nih, jadi Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk menjadi kiblat bangsa dalam berkiprah membangun Indonesia yang maju, adil, makmur, bersatu, bermartabat, dan berdaulat.
            Temen-temen  tau kan ketua PP Muhammadiyah? Bener...Bukan anak Mu’allimin kalau gak tau ketua PP Muhammdiyah, ya gak? Nah, Menurut Pak Din Syamsuddin, jalan yang sedang ditempuh Kemendikbud (Mementrian Pendidikan dan Budaya) sejalan dengan yang diperjuangkan Muhammadiyah. “Perubahan untuk menjadi yang lebih baik, seperti halnya perubahan kurikulum 2013 sejalan dengan visi dan misi Muhammadiyah. Karena itu, Muhammadiyah bukan hanya mendukung sepenuhnya, tapi kami selaku Muhammadiyah juga akan ikut mengawali untuk menggelar pelatihan bagi guru-guru di sekolah Muhammadiyah,” ujar Pak Din sendiri, ini cius lho.
            Dan Muhammadiyah pun mempersiapkan kader-kadernya untuk melanjutkan eksistensi organisasi ini, terutama di bidang kebudayaan, pendidikan, dan ekonomi. Para santri Mu’allimin pasti siap kan untuk membesarkan Muhammadiyah ke seluruh penjuru dunia? Siipp dah... Itu baru kader Mu’allimin yang okey.
           

Semoga saja kurikulum 2013 ini bener-bener dapat memperbaiki negara kita menjadi lebih baik, baik perorangan maupun sistem dan para pemimpinnya ya. Amin... Sukses buat kurikulum 2013 yang akan dilakukan di bulan Juli besok. Tetap semangat buat anak-anak  Mu’allimin untuk menyambut kurikulum baru ya... Okey... ^_^